Beberapa saat sebelum ku buat tulisan ini, aku sempat mengubah status facebookku. Disana aku tulis “tolong beri aku satu kata, hanya satu kata”. Ternyata benar yang aku dapat hanya satu kata yaitu “tidur”. Andai ada 2 orang yang mengomentari status itu pasti bukan satu lagi jumlahnya.
Aku minta sebuah kata dari teman-temanku karena otakku sedang tidak dalam keadaan stabil. Jujur aku tidak butuh banyak kata dari siapapun. Nasihatilah diriku dengan satu kata. Itu jauh lebih keras daripada ribuan kalimat.
Tidur. Sebenarnya memang niatnya mau tidur. Mata juga sudah ngantuk. Tapi semangat lebih besar untuk belajar. Akhirnya aku pending acara tidur. Dari malam sebelum sahur sampai sekarang belum tertutup barang 2 detik saja mataku ini.
Kebiasaan prainsomnia sampai sekarang terkena semiinsomnia berdampak banyak. Yang pastinya pola tidurku yang sangat berantakan. Kesehatan menurun sampai berat badan pun ikutan turun. Teman-teman lama yang jarang ketemu sampai kaget melihat diriku yang mulai kurus.
Aku kadang iri dengan orang-orang yang muka bantal. Mereka dapat tidur kapanpun dan dimanapun. Sungguh kenikmatan hidup yang sulit didapat olehku. Bersyukurlah para muka bantal karena diri kalian tidak tersiksa oleh matahari yang terbit.
Waktu seperti tidak bersahabat. Bukan waktunya yang salah, tapi aku. Aku tidak memaksakan diriku sampai menyentuh keadaan yang mengikat untuk lebih baik menghadapi waktu. Tidur menjadi mimpi indah saat diriku terjaga.
Sudah tentang ngoceh tidurnya. Mari kita tidur sekarang. Terimakasih untuk Intan Ornelia Muti pacarnya kebo yang sudah memberikan kata “tidur” padaku hingga akhirnya tulisan ini dapat diterbitkan. Thank you…